Photobucket

Kamis, 21 Agustus 2008

THE CHANGCUTERS: Nggak Malu-Maluin Jadi Band Pembuka


BIASANYA, band pembuka dari satu konser besar, hanya akan jadi pelengkap saja. Malah kalau beruntung, dia akan dibiarkan main sampai selesai, tapi dicuekin. Kalau tidak malah buru-buru "diusir" dari panggung.

Tapi tidak dengan The Changcuters. Band asal Bandung ini lolos dari lubang jarum, dan kemudian malah sukses menjadi pembuka.


Tak cuma sukses, mereka juga berani mejadi 'dirinya-sendiri' meski di hadapannya ada 4000-an orang yang menunggu band besarnya.

Yup, itulah yang terjadi pada konser mereka, Minggu, 17/8-2008 kemarin. The Changcuters memang sejak lama sudah digadang-gadang bakal menjadi konser band asal Amerika, Panic at The Disco [PAtD].

Awalnya jelas sempat kuatir "ditimpukin" secara penonton yang semuanya nyaris ABG, adaha fans berat PAtD.

Tepat pukul 20.00 WIB, band yang diawaki Qibil (gitaris, keyboardist), Tria (vokal, harmonika), Erik (drummer), Alda (gitaris), dan Dipa (bassis) melakukan ritual yang makin dijauhi anak-anak sekarang, menyanyikan lagu kebangsaan 'Indonesia Raya' dengan berdiri [jadi inget zaman upacara bendera].

"Gile, gue sampe merinding dengarnya," celetuk Adri Subono, bos JAVA Musikindo yang mendapuk The Changcuter sebagai pembuka PAtD.

Cara yang 'manis' untuk sedikit mengingatkan kalau kita ini masih orang Indonesia

Kelar, band yang mengusung rock n' roll [komedi], langsung menyodok dengan "Racun" satu lagu yang memang jadi racun karena liriknya yang gampang dan diulang-ulang.

"Kami tidak tidak kalah ganteng dengan Panic at The Disco, bedanya mereka bule, kita tidak," celemong Tria asal, tapi cukup membuat penonton terbahak.

Tak banyak cingcong, mereka langsung masuk track selanjutnya dengan 'Hijrah ke London' yang kabarnya bakal jadi single ketiga mereka yang dibuat klip.

Dengan kostum 'cungkringnya' warna merah, jaket putih dan dasi putih, mereka bergaya alam Soneta, bergerak berbarengan.

Tria makin "kesetanan" ketika lagu 'Gila-Gilaan' ternyata mendapat antusias yang juga gila-gilaan. Aksi panggungnya yang seperti 'cacing kepanasan' membuat penonton tak sadar kalau bass Dipa dan mik Tria, sempat mati, nggak keluar suaranya. Ah, sebodo amat, mungkin begitu pikir anak-anak ABG itu.

Dan band yang mengawali karir di jalur indie sejak tahun 2004 ini, mengakhiri aksi gokilnya dengan single hitsnya yang lagi hip, 'I Love U Beibe'. Meski hanya enam lagu dan tidak lebih dari 30 menit, The Changcuters berhasil memberi 'keringat' pada penonton.

Lumayan, sebagai pembuka band yang pernah main film ini tak menerima cemoooh yang bukan-bukan. Tak cuma itu, sound pun terdengar "mendingan" karena biasanya, kualitas suaranya 'rada ancur' karena settingan alat yang tak boleh diotak-atik.

Paling tidak, The Changcuter memberi kado yang 'nggak malu-maluin' Indonesia. Meminjam doa Tria, siapa tahu kelak band Indonesia justru gantian konser di Amerika atau Inggris sana....


0 komentar:

Posting Komentar

Template by : kendhin x-template.blogspot.com